Seorang muslim sangat memperhatikan keseimbangan ini, agar ia bisa hidup dengan kehidupan yang baik, yaitu dipenuhi dengan istiqamah dalam beragama, mantap di atas agama ini saat musibah dan fitnah menerpa silih berganti, sehingga Allah akan membedakan antara yang baik dan yang buruk, kemudian menjadikan yang buruk sebagiannya di atas sebagian yang lain, lalu mengumpulkan mereka semua untuk dimasukkan ke dalam neraka. Na’udzubillah.
Pegangan seorang muslim yang benar dalam menghadapi semua peristiwa ini, yaitu firman Allah,
وَاعْبُدْ رَبَّكَ حَتَّى يَأْتِيَكَ الْيَقِينُ
Dan sembahlah Rabb-mu sampai datang kepadamu yang diyakini (ajal). (QS al Hijr : 99).
إِنَّ الَّذِينَ قَالُوا رَبُّنَا اللهُ ثُمَّ اسْتَقَامُوا فَلاَخَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلاَهُمْ يَحْزَنُونَ
Sesunguhnya orang-orang yang mengatakan, “Rabb kami ialah Allah”, kemudian mereka tetap istiqamah, maka tidak ada kekhawatiran terhadap mereka, dan mereka tiada (pula) berduka cita.
(QS Al Ahqaf: 13).
Sesunguhnya orang-orang yang mengatakan, “Rabb kami ialah Allah”, kemudian mereka tetap istiqamah, maka tidak ada kekhawatiran terhadap mereka, dan mereka tiada (pula) berduka cita.
(QS Al Ahqaf: 13).